Sunday, January 27, 2013

On the Road


I feel alive,
walking on the road,
alone, thinking,
feel free and no more less,
sing a song,
dancing hit the tiny stone,
laughing at people perspective,
throw away all destiny and believe,
I just wanna living free, at least...

On the road,
kill my prestige,
beer, whiskey, weed,
all about loosing mind,
mind games,
who's clever his alive,
who's idiot will survive,
all about free from desire, at least...

Asking what's going on in the end of the road?
walking to found it,
walking and moving,
no talkative,
no shitty words,
they changing me,
changing me being devil,
I gave my soul,
she give  foul,
walkaway, 
on the road...

Jogja - Solo, 13:26, 27 January 2013

Saturday, January 26, 2013

50 Tahun Yang Lalu




          Wanita itu telah meninggalkan dia hanya karena dia senang melakukan banyak kebodohan dalam hidupnya, paling tidak begitu menurut wanita itu. Selang waktu berlalu, musim berganti, dan masa pun berubah. Wanita itu kembali dipertemukan secara tak sengaja dengan lelaki yang telah dia tinggalkan sepuluh tahun yang lalu, lelaki yang dia tinggalkan karena banyak melakukan kebodohan dalam hidupnya sendiri, seperti lebih senang naik ke gunung ketimbang menemani wanita itu ke salon, seperti lebih senang menyendiri baca buku ketimbang menemani wanita itu shoping, seperti lebih senang kumpul bersama kawan-kawannya dan bercerita panjang lebar daripada menemani wanita itu nonton ke bioskop atau karokean. 

          Begitulah waktu, tak ada satupun yang dapat memperkirakan secara jelas apa yang akan terjadi nantinya di masa depan. Wanita itu sekarang kerja sebagai manager administrasi daerah di kampung halamannya, yang dia lakukan setiap hari hampir sama, yakni berdandan rapih dan kemudian pergi ke kantor sebelum jam 8. Tampak jelas kebosanan di raut wajahnya ketika sapaan apa kabar dilontarkan oleh lelaki yang sempat dekat dengannya 10 tahun yang lalu itu di sebuah bandara. Ketika wanita itu dapat tugas ke luar daerah dan lelaki itu tengah mengadakan pameran di kota wanita itu. Percakapan singkat pun terjadi

“eh kamu kerja dimana sekarang?” Tanya wanita ke lelaki itu tanpa basa basi sebelumnya, tak jauh beda seperti 10 tahun yang lalu

“aku kerja di kota B” jawab lelaki itu singkat

“kerja apa?” sambil mata wanita itu mengamati pakaian dari lelaki itu yang sekiranya jauh berbeda dengan bayangannya dengan lelaki 10 tahun yang lalu yang sempat dekat dengannya

“aku jadi kurator pameran, dan sekarang lagi ada pameran di sini, di kotamu”
“oh” hanya itu jawaban dari wanita itu

“maaf, aku harus pergi sekarang, pesawatku sudah mau take off, sampai bertemu lagi” 

          Waktu berlalu, berlalu, hingga 40 tahun kemudian. Wanita itu telah menjadi seorang nenek nenek dan masih tinggal di rumah yang sama di kampung halaman yang sama. Dan lelaki itu dimana sekarang. Kegiatan sehari hari wanita itu sekarang adalah membuka dan membaca kembali surat-surat yang isinya tak sepenuhnya dimengerti oleh wanita itu, surat surat yang berisi berbagai macam sketsa wajahnya, ada satu dos lebih. Surat surat itu adalah surat dari lelaki yang 50 tahun yang lalu sempat dekat dengannya, yang sekarang entah berada dimana.

Jombor, 26 Januari 2013, 19:21

Stranger



My duty as what i choice is story 'tale' teller and it gave my freely chance to tell some story which never happen to the people in reality

I dont know why I

Just
 
PEOPLE

PEOPLE ARE STRANGE!

PEOPLE ARE STRANGE!

PEOPLE ARE STRANGE!

Today, 26 January 2013, 02:15, Somewhere in Jogja

Wednesday, January 23, 2013

Satu Gelas Kopi Lagi


Kemarin kau datang,
merusak semuanya,
merusak ritual bermain caturku,
merusak djadwal minum kopiku,
merusak ketenangan meditasiku,
merusak hal hal yang dahulu cair kini telah membeku...

Pak satu gelas kopi lagi,
pikiran melayang mencari kata,
pikiran menemukan sesosok wajah tanpa senyum,
pikiran mengiranya inspirasi,
pikiran terbodohi begitu mudah,
pikiran butuh pelajaran dan pengalaman...

Segelas berikutnya pun datang,
entah jam dinding telah berdentang berapa kali,
entah apa yang yang ada dalam pikiran ini,
entah mengapa matahari begitu telat bersinar,
entah mengapa kutunggui matahari itu menjadi cerah,
entah kapan aku akan terlelap...

Sekarang kau telah pergi,
gelas gelas kopi telah berubah botol,
gelas gelas tak lagi berwarna hitam karena ampas,
gelas gelas tak lagi bermunculan,
gelas gelas entah kapan akan datang lagi,
gelas gelas yang menemani ketika duduk sendiri...

Segelas kopi lagi,
sebelum aku benar benar tertidur,
sebelum aku melupa bentuk wajah itu,
sebelum inspirasi mengubah objek,
sebelum matahari menggila panasnya,
sebelum aku senyum padamu nantinya...

Kau telah pergi jauh,
lupa jalan untuk kembali,
lupa jika ternyata ada yang menunggu,
lupa kalau wajahmu masih terus membayang,
lupa jika ternyata aku kembali mendekat,
lupa jika matahari nanti akan tertutup dan hujan pun turun...

Segelas terakhir,
cerita menuju akhir,
cerita tentang wajah dan segelas kopi,
cerita tentang matahari dan tidur,
cerita kau yang kini telah pergi,
cerita aku yang mungkin takkan kembali...

Mungkin akan hadir segelas kopi yang lain,
bersama aku dan kau,
bersama cerita yang sempat terhenti,
bersama wangi gerimis hujan,
bersama berteduh sambil tertawa,
bersama menertawakan kebodohan lalu...

Jombor, 23 January 2013, 08:00am

Tuesday, January 22, 2013

Magnetic


Kini kau telah kembali kesana, ke alam yang dimana kenyataan menjadi begitu sederhana, kau merenggut dengan mudah segala macam hal yang dapat diraba oleh indera. Memeluk dan mengelu-elukan mereka yang nyata, seolah hari esok dan hari setelah esok tak pernah ada. Namun apa yang aku lihat, wajahmu murung tampak duka, ketika tertawa begitu hambar, senyum pun musti diberi aba-aba agar dapat merekah.Hari-harimu berlalu jauh dari apa yang dahulu kau cerita begitu kau dambakan, tak ingin sedikit pun kemonotonan atau hari kemarin sama dengan hari ini akan terjadi dalam hidupmu, inginkan tiap langkah penuh dengan semangat menuju ke sesuatu yang baru, sesuatu yang tak hanya dapat dielukan dan dipeluk olehs atu orang, namun kau ingin agar semua manusia dapat merasakan apa yang kau dapatkan.

Dimana kini semangatmu yang dahulu begitu mempengaruhiku, membuatku ingin agar dapat melewati semangatmu itu, ingin agar debar semangat terus memacuh hingga semua hal pun tak ada yang nampak membosankan. Kini semangat itu telah pudar, sepudar langit sore ketika hujan selesai menderah, setelah amukannyA mengobrak abrik bumi dengan rintikan hujan. Aku hanya ingin menyapa lewat kata, agar kesadaranmu dapat berubah, berubah dari ketololan menjadi robot monoton padahal kau tahu bahwa kau manusia, tempat bersembunyinya dua benda paling penting didunia, yaitu perasaan dan pikiran. Menurut ceritamu dahulu bahwa perasaan dan pikiran dapat mengubah dunia, terbukti lewat perasaan manusia menghayati alam maka lahirlah bahasa, lewat pikiran manusia dalam menghayati alam maka lahirlah budaya.

Mungkin kau nanti akan bangun, bangun dari hidupmu yang telah di nonaktifkan, mencerahkan perasaan dan pikiranmu, menguatkan tekad bahwa mimpi itu adalah cita-cita, dan cita-cita adalah perencanaan, dan perencanaan adalah jalan menuju pembuktian, dan pembuktian adalah senyuman.

Jombor, Januari 22th, 2013, 20:26

Sunday, January 20, 2013

Across The Universe

       Masih nampak sama dia, si pemuda yang dari dahulu hingga sekarang masih sibuk berdiskusi dengan pikirannya sendiri. Lihat dia disana, duduk manis sambil bersandaran di bawah pohon beringin tua yang entah sudah berapa ratus tahun umurnya. Matanya nampak begitu serius mengikuti untaian kata per kata dari buku tua yang dia pegang, sepertinya itu novel dari seorang yang dia kagumi, si Leo Tolstoy.
       Dia sekali waktu mengutip kata kata dari seorang yang juga menginspirasi dia, si Nietzche jika ternyata Tuhan telah mati, dan yang membunuhNya adalah kebaikan manusia yang secara tak langsung tak ada yang tulus, masih saja meminta sesuatu dibelakangnya, terimakasih lah, pandangan yang berlebihan lah, dan lain sebagainya.
       Sekali waktu dia membaca buku yang didalamnya ada kata "cogito ergo sum" dan dia pun mulai mengangguk ngangguk, mengamati sekitar dan kemudian mengguman dengan penuh ceria arti dari tulisan itu, "aku berfikir maka aku ada", kemudian dia lanjutkan berkata kalau si penulis kata kata itu yakni Rene Descartez adalah seorang panutan yang layak diperhitungkan.

      Tiap ada kata kata baru yang dia dapatkan dalam tiap buku yang dia baca, maka dia pun akan segera mengaplikasikan kata kata tersebut dalam kehidupannya. Pertama dia mencari logika dalam tiap kata, mendefinisikan, dan diterapkan. Entahlah, cerita tentang dia mengingatkan aku pada Don Quixote. Sekali waktu aku bertanya mengapa dan apa yang dia cari dari buku?

"aku ingin menjelajahi waktu" katanya

"aku tak ingin tunduk pada waktu" lanjutnya

"aku ingin tahu semua hal" sekali lagi dia menjawab

"aku ingin hidup seribu tahun lagi" dan ketika dia mengucapkan kalimat terakhir ini, aku sudah tahu kalau dia juga terinspirasi pada si Chairil Anwar.

Sunday, Januari 20, 2013, Jombor Station

Sunday, January 13, 2013

He Almost There When Rain Start To Fall

I

As they thought, the time already told, written in many stories, about the young age, like a fire ball flying around without any direction, in the end when eyes open, when mind widely understood, when heart has throw away the selfish idea, no more satisfaction, no more pride and joy, no more pain or whether obvious smile that always spread, then the answer is coming without question, you just did it and never thinking why it should be, but really, you did...

II

Its like getting mad to the things that we need, we want it but we never asking or trying to get it, just let it be, just let it be, just let it be till the time gone and nothing change, sometimes we don't have to think twice to make some decision, but if we feel right and we think bright then why not, someone will never running fast when they never fall, will never say good bye when they never say hello...

III

What can make you easily lie? The answer is eyes, what can make you easily honest? The answer is eyes, what can make you easily jealous? The answer is eyes, what can make you easily angry? The answer is eyes, what can make you easily smile? The answer is eyes... Like the sun is the eyes of the day, and the moon is the eyes of the night... But unfortunately the problem is my eyes is shy to see how awful the people all around... Good Sunday morning...

IV

As the way of the idea has explore, doesn't need explanation further more, just take an eyes to see, to see the deep like when you dropped into the sea, the mind more wide than the ocean, all about to come inside of mean, worrying ability just wasted the time, asking for more just hide the rime, from the eyes falling to the heart, hold the hand of spirit from the earth, sometimes idea give something, sometimes idea just give nothing...

V

Need to talk about the selfish, which all people seems to be wise, like a manner when facing the dish, trying hard to get some grace, but the real things fade into trace, and the ego always coated by embrace, follow the rule depend on the trend, no more than lend to the brand, the adolescence already end, when they happy stay at home, change the bronze to be chrome, hold tight the right till the day is come...

VI

Stranger here he are, mean come just to share, unlucky almost people just stare, people mind he care, people feeling he aware, he thought he never really be there, his mind leaving somewhere, somewhere near never land, his spirit light up like a fire, despite the dream his only desire, from the other side he admire, people life need science furthermore, because people life come from the lower to the core...

Kang Harjo, 17 Agustus 2012     

Mirror

Tak dapatkah kau tertawa lepas seperti kemarin waktu kita pertama kali bertemu? Tanpa ada harapan bahwa nantinya kita akan berkenalan dengan cara yang aneh, bertukaran cerita tentang riwayat hidup kita masing-masing. Tentang kau yang ingin merenggut bintang dan menjadikan mereka sebagai lampu tidurmu, dan tentang aku yang kau bilang bahwa lebih cocok menjadi seperti boneka robot beruang yang senangnya berceloteh panjang lebar, tanpa ada fokus cerita tentang apa dan tampak dari wajahmu yang selalu tertawa melihat caraku berbicara seperti tanpa ada koma dan titik. Intonasi tawamu sekarang hambar, bukan karena kau tengah dirundung masalah, seperti waktu buku catatan harianmu yang hilang di atas bus kopata itu. Bukan juga seperti waktu kau tak sempat memberikan uang receh pada seorang nenek-nenek tua yang tengah menggendong cucunya mengemis di depanmu namun kau acuhkan.

Kini kau berubah layaknya langit yang ketika hujan berakhir maka akan ada pelangi yang datang menghias langit namun tetap mendung dan hujan kembali berjatuhan tanpa tahu kapan akan berakhir.

Sekarang sudah berlalu 6 tahun, dan masih tetap tawamu terasa hambar.

Entah mengapa, bahkan cara tertawa pun kau lupa. Kadang kau coba untuk tersenyum, namun selalu saja tatapan matamu menyiratkan kebohongan.

Jombor, Sunday, January 13th 2013

Sunday, January 06, 2013

Mereka Yang Bertanya



Terdengar rintik hujan dalam ruang kosong itu,

Tak ada siapa dan hanya mereka,

Tak usah bertanya ada apa

Coba dengarkan suara mereka,

Lepas bercerita tentang sunyi dalam keinginan,

Tak ada tindak dan hanya rintikan,

Perlahan hingga rintikan berubah ketukan,

Diam dan dengarkan,

Jangan bertanya tentang mengapa,

Bagaimana, kapan, dan siapa,

Dengarkan sekali lagi sebelum mereka pergi,

Diam dan jangan bertanya lagi,

Ketika mereka telah pergi nanti kau ingin lagi,

Jadi diam dan biarkan,

Desahan mereka pudar,

Diam semua,

Hujan telah pergi…

Jombor, 31 Desember 2012, 23:20

The End of Last Year


Semua hal kau harapkan akan selalu ada dalam hidupmu, satu persatu akan pergi dan menghilang, meninggalkan jejak yang tak lebih dari sebuah kenangan, kadang membuatmu tersenyum, merindukannya, dan ingin agar kenangan itu kembali terjadi dalam kehidupanmu. Tapi tak pernah, semua tak lebih dari jejak, seperti jejak telapak kaki di pinggir pantai yang kemudian hilang tersapu ombak. Demi keegoisan, kadang kau ingin kenangan itu tetap ada, waktu coba kau lawan, dan semua rintangan seolah tak pernah ada, seolah hidupmu akan selalu sama selama ribuan tahun kedepan. Pernahkah kau sadar kalau dunia ini bukan hanya rumah yang kini tempati tinggal? Bukan hanya kota tempat kelahirmu yang selalu kau banggakan, dan bukan hanya tempat ini, dimana dulu hingga sekarang kita masih tetap setia bertukar cerita disini, tapi hanya ada kau dan aku, tak ada yang lain.
Kemarin, tepatnya sekita 5-6 tahun yang lalu, kita memanggil kata teman satu sama lain. Tertawa bersama, mabuk bersama, menulusuri tempoat keramaian hingga tempat paling sepi berdua, hanya berdua dan tak ada yang lain. Kita tak jarang menyandang panggilan gila, tapi apalah itu kegilaan jika ternyata mencari kesenangan pun tak bisa.
Jombor, 31 desember 2012, 23:12