Thursday, February 27, 2014

Refleksi

Entah mengapa semua terlalu cepat berubah,
Perasaan yang dipupuk agar lekas tumbuh subur dan berbunga,
Pikiran yang diberi makan agar tak lekas merasa lapar,
Semua berubah,
Aku dan kau yang dulu sama berjuang, sekarang tinggal kenangan,
Cinta dan pertemanan yang kita bilang akan bertahan selamanya, sekarang pun tinggal cerita usang,
Kemana mereka yang tak inginkan perubahan? Maksudku menambah pengetahuan ilmu yang sudah ada, penafsiran kita mungkin yang berbeda atau memang kita sudah muak satu sama lain, atau dunia orang lain terlihat lebih menggiurkan?

Jogja, 27 Feb 2013, 15:55

Wednesday, February 19, 2014

Wacana

Berteriak kawanku, memaki, mencaci dan bahkan hendak menguliti para pemimpin, dari tujuh tahun lalu hingga sekarang, masih sama, masih mencaci dan meneriaki pemimpin.

Suatu waktu dia berkata geram, "kemana saja kalian?", semua terdiam, dia mulai bercerita banyak tentang dirinya dan perjuangannya dalam mencaci maki para pemimpin, terus bercerita, pemimpin semakin buta.

Kita duduk melingkar, rencana per rencana terumbar seiring kepulan asap kretek dan aroma kopi hitam, di ujung cerita kita setuju revolusi, tumbangkan pemerintah.

Dengan apa?

Semua diam, kembali menekuni gadget masing-masing...

Jogja, 19Feb2013, 14:27

Friday, February 14, 2014

Keberadaan

Adanya begitu banyak tawa yang tersimpan rapat dalam senyum simpul itu, kau biarkan yang lain tertawa sementara kau hanya tersenyum, padahal kau yang tengah bercerita.

Setelah ceritamu selesai, kau mulai diam, kau tak peduli sekitar, kau hanya dari jauh duduk sambil berpelukan dengan lututmu, sementara lututmu menyandang dagumu, kau melamun.

Lamunanmu jauh entah kemana, hanya kau yang mengerti, kau sejenak berbisik pada sekitar, "kenapa uang begitu penting?", kau bilang kalau kau tak tahu apa yang sedang kau pikirkan, yang jelas kau menghilang, menghilang jauh dari tempat ini.

Uang?

Kenapa musti itu yang mereka permasalahkan katamu, merka diam, kau diam, selesai.

Jogja dalam balutan debu vulkanik gunung Kelut, 14 Februari 2014, 14:34

Sunday, February 02, 2014

Pohon Tua

Masih seputar kata-kata yang berputar-putar seperti kincir angin, mengiangkan roman absurd seputar kenangan, kerinduan akan belai lembut embun dan bisik lirih dedaunan, seolah tengah menyatu dengan detail kecil yang selalu terlupa.

Rintih kendaraan di kota begitu bising dan caruk maruk, suara sirine, gerigi mesin, klakson, teriak caci maki, ah muak.

Tak ada lagi tersisa hiburan di kota, jalanan terlalu luar biasa, mata dan hati lelah, aku punya pilihan antara tidur 48 jam atau ke gunung dan tersenyum disana.

Mendengar dongeng gemericik air mengalir, suguhan manja warna hijau yang ada sepanjang mata memandang, ah kota takkan merindukanku jika aku pulang agak lama, ah kota terlalu luar biasa, ah kota takkan kehilangan aku bahkan jika aku tak pulang-pulang.

Jogja, 2 Februari 2014, 11:20

Saturday, February 01, 2014

Manifesto

By the mind of Bob Dylan, way of life John Lennon, and mystical things from Jim Morrison, wise words from Leo Tolstoy, Albert Camus and Frederic Nietzsche, I am here watching the tree of life like I am life in realities of dreams, dream that you dream alone is only a dream but when you dream it together then it's call reality...

Jogja, 1 Feb 2014, 03:58