Wednesday, May 28, 2014

Jatuh Cinta

Dulu kenapa kau pendam? Tak kau buka walau sedikit, tak percaya kau pada apapun, bahkan buat diri sendiri.

Sempat kau salahkan waktu, salahkan takdir yang membingungkan, salahkan semua, kau siksa diri sendiri, kau lupa raga ada hatinya, kau caci diri sendiri, kau sakiti diri sendiri lewat kenangan.

Tujuh tahun berlalu, kau bertemu dia lagi, yang dulu membingungkan sekarang sedikit jelas, tak ada lain yang kau punya selain harapan, harapan tanpa harap apa-apa.

Kau mungkin terpana sekarang, cantik itu luka.

Kau rasa penuh hayat, tengah berbunga-bunga kau rupanya, harapan kau selip ditiap doa, harapan yang kau sendiri sangat harapkan, sebagai akhir dari perjalanan, perjalanan dalam kesendirian.

Jangan lagi ada kepura-puraan, lepas kata penuh makna, beri senyum pada tiap langkah, cantik itu luka, biar hati yang melihat dan berbicara, biar waktu dan kejujuran tunjukkan jalan.

Aku sedang jatuh cinta, tujuh tahun telah berlalu, bahkan sebelum cinta pertama, biar waktu yang tunjukkan jalan.

Aku jatuh cinta, jujur tanpa perlu berpura-pura, biar waktu tunjukkan jalan, ada Tuhan disana.

Jogja, 28 May 2014, 00:43

Wednesday, May 07, 2014

Orang Gila

Orang gila berlarian, orang gila berlompatan, orang gila menari ria.

Matahari terbenam, kopi diseduh, orang gila menyanyi merdu

Matahari terbenam, langit keperakan, orang gila bercanda dengan alam.

Anak kecil bermain bola, anak kecil tertawa riang, orang gila dikeluarkan dari sekolah.

Anak kecil kena gampar, orang gila diterlantarkan.

Kemana manusia, kemana perasaan, orang tua dititip panti asuhan, kemana lagi keluarga, anak dibesarkan pembantu.

Kemana lagi kawan, semua menangis, semua tertawa, orang gila menulis cerita.

Orang gila menjadi pemimpin, diktator dan senang membuhuh, darah dimana-mana, orang gila tertawa.

Orang gila disini, orang gila disana, orang gila dimana-mana.

Jogja 07/04/2014