Monday, February 20, 2017

Mata Tertutup

Jadi sederhananya begitu, hidup lebih mudah jika dihadapi dengan mata tertutup dan buang otak jauh-jauh ke tempat sampah. Bahkan untuk berbicara dengan anjing musti meniru gaya dan cara berbicara anjing, untuk menghadapi bajingan musti berbicara dan bertindak layaknya bajingan, menjadi bunglon atau pun amfibi, beradaptasi dan lambat laun menjadi ahli, itupun jika ditekuni dan tidak malas.

Sebutlah pragmatis, oportunis atau mungkin jadi apatis sekalian, biar otak tak terlalu banyak pikiran, biar hati tak terlalu banyak menampung beban, maklum katanya otak itu sumber semua penyakit yang menyerang tubuh.

Jadi katanya hidup itu pilihan, memilih baik atau buruk, bahkan tidak memilih pun termasuk pilihan, menjadi bijak maka akan menjadi minoritas yang terkucilkan.

20|02|2017 07:49