Sunday, September 27, 2009

"Blind Bird"

Asalamulekum...





Shining sun rising behind the hill,
Blurring out view when sun set hide away on the blue seas...

Clouded coat of the darkness,
Followed the moon with thousand little stars smiling around...

How wonderful the world,
Cheated shine by the sun in the morning,
Sun go down when the night has come...

How wonderful the world,
How fortune enough the eyes...

How pity that blind bird,
They can feel the world by flying crossing through the sky,
Find fabulous place that only them able to seeing,
Spread their wings fly away to the somewhere...

But...

Without an eyes of blind bird,
how does it feel...

Kantin Pojok, May 09



Walekumsalam...

Saturday, September 19, 2009

Timang Timang Anak Bunda

Asalamulekum...


Timang Timang Anak Bunda

Ku senantiasa elu elukan usapan lembut jemarimu kala menggerayangi sekujur tubuhku dengan penuh limpangan kasih sayang...

Ku sesaat terlelap dalam hangat pelukmu tersimpuhku dalam indahnya mimpi mimpi yang kau ceritakan hingga malam datang berganti pagi menjelang...

Timang timang anak Bunda... Lantunanmu penuh kegemasan saat itu...

Tiada kata dinginnya malam menusuk tiap pori porimu, pula terik matahari yang luar biasanya menyengat, namun dirimu Bunda tetap setia ada menemaniku dengan penuh rasa haru bahagia...

Timang timang anak Bunda... Kala ku mulai merengek manja padamu...

Kini anakmu telah beranjak merangkak menelusuri selur belur keadaan sekitar tuk menuangnya kedalam ember pikiran...
Bunda tersenyum mengarahkan dengan senyuman dan hangatnya belaian...

Timang timang anak Bunda... Kini mulai jarang kudengar...

Kedewasaan hendak anakmu gapai lewat perantauan meninggalkan teduh naungan atap rumah...
Bunda seakan tahu nantinya anakmu kan beranjak jua, dan doa Bunda pun seakan tameng pelindung tiap langkah...

Timang timang anak Bunda... Kini samar terdengar dari kejauhan...

Sepanjang galah tak ada kata henti hingga terpampang nyata sebuah mimpi didepan mata ini...
Cinta anakmu pada Bunda pun begitu besarnya dan tak terukur hingga akhir hayat nanti...

Jogja, 15 September 09

Seorang anak bodoh perantauan dengan Bunda-nya...
Miss You So Mom...


Walekumsalam...

Sunday, September 13, 2009

Light on My Cigarette

Light on My Cigarette

On the holly's night, behind mango's tree,
One of butterfly rolling my scared face...

Sometimes I hope the name of death doesnt come on busy time,
Dispute we know holidays is the best time to die...

Before sun go down and before sun arise...

Pray for the past, wish for the brightness come on the present, and unknowing thought suddenly come...

On the lights of my cigarette...

Feel like life without home...

My best friend to share on my side called a coup of coffee...

Hmmm... Wonderful time on peace...

I dont need something else...

I guess it could be disturb me...

And here at this moment still waiting a die call my life...

(Jogja, Feb, 09)

Tuesday, September 01, 2009

Nampak Sepi dan Gelap

Asalamulekum...





Mentari terik mencekik ragaku kala hendak kuberanjak dari kasur nan tak empuk ini, suasana jelang siang ini sangat mendukung dengan yel yel ‘kembalilah tidur’ mengiang ngiang tanpa hentik disekitar daun telingaku.

“sudahlah Iblis, kutahu kau ingin menggodaku dengan bujuk rayumu yang telah terkenal seantero jagad itu. Namun ku tak ingin diperintah oleh makhluk yang tahu apa sebenarnya ada atau ada hanya karena phobia takut manusia terhadap Tuhan, maka adalah dirimu”

Suasana hening tanpa ada seorang pun dalam kamar ini membuat otakku tak normal lagi tuk berfikir, hingga sesumbar kata mirip teriakan ku ucapkan.

“Iblis, sejarah mengatakan bahwa kau berhasil merayu Adam dan Hawa hingga mereka di usir dari keabadian Surga, dan dilempar ke bumi, tempat dimana manusia berada sekarang dengan beribu tingkah mirip binatang”

Sejenak hening kembali datang. Tanpa suara.

“Iblis, kenapa kau tak mau sekedar hanya bertukar sapa denganku?”

Tak ada suara yang membalas sapaku, lampu yang menyala dalam kamar sedari tadi malam ku padamkan. Tirai gorden kamar kutup rapat, tak ingin ku diganggu sinar busuk mentari sialan itu. Ku benci matahari yang membuatku kehausan dan panas yang tak terkira. Mentari pun masih mencoba menembus tirai gorden seperti mengintipku dalam diam tanpa kata. Handuk dan beberapa pakaian tebal kekeluarkan dari dalam lemari tuk menutup tiap cahaya mentari yang masih saja tak mau mengalah masuk kedalam kamar. Dan suasana kamarku kembali larut dalam kegelapan. Senyum pun kukembang.

Malam kelam dan gelap sangat membuatku bahagia, tak ada kebisingan kendaraan saling berpacu, tak ada jerit kondektur bus teriak teriak mencari penumpang, dan tak ada manusia yang keluar rumah sekedar tuk beranjak menuntaskan aktifitas serba formal yang itu itu saja dan begitu sangat membosankan.

Tak adakah malam abadi dibagian bumi ini?

Tak adakah sinar hangat rembulan yang tak mati kala mentari datang jelang pagi?

“hahahah, anjing mana ada” teriakku

Kemana semua kawanku saat ini, ku ingin bercerita. Hanya ingin bercerita tuk mengurangi rasa sepi yang menajalar ke sekujur tubuhku, mengalir dalam tiap desir darahku. Hingga membuatku ketagihan tiap saat, dan tak ingin menjauh darinya. Kegelapan hari hari dan kenangan lalu semakin memperpedih langkah ini tuk melangkah, terutama kala mentari bersinar.


(Jogja, Ulang Tahunku ke 21 untuk semua Temanku)

Walekumsalam...