Monday, June 17, 2013

Jealous Guy

"I didnt mean to hurt you, I am sorry that I makes you cry..." The Beatles

         Perlahana suara radio yang ada di angkot yang sedang ditumpangi Kakek mengalun. Membuat mata si Kakek nampak berkaca-kaca, kesalahan bodoh baru saja di lakukan. Yah walaupun ini kisah sudah lama berlalu, sekitar 40 tahunan yang lalu namun kisah inilah yang kelak akan terus di ingat oleh Kakek dan Nenek di masa mendatang.

         Senja mulai tenggelam, petanda malam mulai menjelang. Kakek muda melangkah dengan sedikit gusar menuju pintu angkot, di belakang seberang jalan baru saja Nenek muda melaju pulang rumah dengan penuh kekesalan. Nenek baru saja melihat sisi lain dari si Kakek yang konon pendiam. Kakek tak kuasa menahan perasaan yang kini tengah di ombang-ombang oleh nasib, tak ada seorang pun yang tahu, bahkan Nenek sendiri pun bertanya-tanya ada apakah gerangan.

         Waktu itu tiba-tiba saja Kakek marah-marah tak jelas, Kakek marah pada diri sendiri yang merasa hanya menjadi sampah tak berguna untuk Nenek. Hati Kakek mengumpat pada diri sendiri, menganggap bahwa dirinya tak lagi berguna untuk Nenek yang selalu ada untuk Kakek waktu itu, Kakek merasa bahwa dia hanya membuat Nenek tambah sedih dengan adanya Kakek disisi Nenek selama ini. Maklum waktu itu tengah mendekati hari ulang tahun Nenek yang ke-24, dan Kakek yang ingin membuat semacam pesta kecil berdua, hadiah yang sederhana dan sepiring cheese cake utuh yang di bagian atasnya ada lilin berbentuk 24 tak mampu membuatnya nyata. Iya benar, Kakek tak punya uang, kerjaan tak ada, kendaraan tak ada, pula menumpang di rumah keluarga yang Kakek rasa telah merepotkan sekian lama. Di sisi lain, selama pacaran dengan Nenek, hampir semua ongkos pacaran ketika jalan-jalan bersama di bayar oleh Nenek, jiwa Kakek terkoyak sebagai seorang lelaki, bukannya Kakek seseorang yang tak mendukung emansipasi kesederajatan lelaki-perempuan, bukan sesederhana begitu, tapi hanya beberapa hari kedepan adalah ulang tahun Nenek, dan Kakek belum pernah sekalipun memberi hadiah berupa kado ulang tahun untuk Nenek. Kakek hanya inginkan satu hal lewat hubungan yang mereka buat berdua, yakni Kakek ingin agar Nenek selalu bahagia."

"I didnt want to hurts you, I am just a jealous guy... jealous guy..." The Beatles

         Kakek cemburu pada pasangan-pasangan yang lain, mereka membuat hari ulang tahun pacar mereka nampak begitu berkesan di hati, mereka memberi hadiah berupa materi pada pasangan mereka yang nantinya bisa dikenang di hari nanti, memberi kue ulang tahun yang di atasnya ada lilin menyala dan hendak ditiup seiring doa agar kelak di berkahi. Begitulah yang dirasakan oleh Kakek waktu itu, menyedihkan untuk si Kakek, lantas intonasi suara kakek pun meninggi ketika tengah bersama Nenek di waktu itu, hendak mencaci diri sendiri maksud Kakek waktu itu, namun malah Nenek pun yang menerima, Nenek sedih dan langsung pergi.

         Kakek pulang dengan langkah gontai, sepanjang perjalanan pulang hingga tulisan ini dibuat pun Kakek masih merasa sedih pada diri sendiri, mengapa pekerjaan tak kunjung mendatangi, apalah daya harap usaha tuk terus mencari. Kakek tak tahu musti berbuat apa lagi, padahal Nenek jika tahu masalahnya hanya karena materi maka Kakek pun akan dimaki, maksudnya sebagai cara lain agar Kakek tahu bahwa ada yang menyayangi. Kakek hanya ingin Nenek bisa bahagia tak hanya lewat hati namun juga materi, walau memang cinta mereka berdua dibangun dengan sistem sederhana, namun hanya Nenek yang mengerti keadaannya seperti apa, harapan masa datang pun masih mengambang. Tetap semangat!

         Cerita ini ditulis Kakek untuk Nenek waktu berusia 20 tahunan.

Jakarta, 17 Juni 2013, 19:36


Tuesday, June 04, 2013

Aku dan Bintang Kecil



Disana dia bersinar, jauh diatas sana hingga hanya mata saja yang mampu menggapainya, berjuta cahaya jaraknya. Aku hanya berharap dapat memilih satu diantara mereka, memilih secara acak, siapa pun mereka jika nanti dapat kesempatan untuk kumiliki salah satunya, ya hanya satu, maka akan kupertahankan bagaimana pun caranya.
Kini ada satu diantaranya yang datang, tak aku tahu, kenal pun hanya sekedar lewat, namun aku suka. Kesukaan berubah pada rasa aneh yang mungkin dapat dikatakan sayang, aku hendak menjaganya, memberi ruang dan waktu diantara aku dan dia, aku ingin dia bahagia, paling tidak bahagia semenjak kenal denganku.
Waktu berjalan begitu cepat dan tak terasa sudah berjalan dua bulan sekarang, aku dan dia menjalin hubungan sederhana yang kami sepakati bernama ‘simplest love’, tak ada rahasia diantara kita, universe akan menjadi saksi bahwa kami saling mempercayai satu sama lain. Aku dan bintang kecilku, mengarungi dan mencari titik sambung antara kita berdua, selalu begitu hingga sekarang, kadang ada hal yang membuat kami merasa terlalu jauhsatu sama lain untuk dapat terkait, namun kami coba tuk mengaburkannya dan menganggapnya bukan sebuah masalah.
Semua hal tercipta berbeda, paling tidak nampak berbeda untuk indera, jika perbedaan yang kita cari dalam hidup yang hanya sekali ini, maka akan tampak begitu banyak perbedaan, dan apa jadinya jika perbedaan yang kita cari? Maka hanya perpisahan juga yang akan ditemukan.
Kemarin sebelum bertemu dengan dia, aku namakan dia bintang kecil, aku bagai mata kompas yang tak tahu arah dan terus berputar tak jelas hendak menunjukkan arah mana, entah itu timur atau barat, selatan atau utara, entahlah. Dia datang, senyumannya memberiku arah berupa alasan, alasan mengapa dan untuk apa, siapa dan kapan, dimana hendak memulainya, memulai untuk mewujudkan mimpi-mimpiku yang sebelumnya hendak aku lupakan. Cahaya di matanya cukup untuk membuatku merasa begitu penting, keberadaanku dianggap, perhatiannya membuatku luluh, atau mungkin apa yang aku rasakan hanyalah uforia rasa senang karena akhirnya rasa kesepian yang lama menyelimuti perlahan memudar, aku tak begitu memikirkannya.
Jika pun masa depan memberikan hal lain, maksudku jika nanti kami tak bersama maka biarlah sekarang aku jalani dengan kebahagiaan, aku berikan semuanya pada dia, aku percaya akan takdir, lagi pula siapa yang dapat memastikan seperti apa masa depan nantinya jika bukan diri kita sendiri?
Setelah dua bulan berjalan, aku masih tetap percaya bahwa cahaya yang dia bawa dalam kehidupanku akan bertahan selamanya. Semoga waktu, alam semesta beserta isinya membantu mewujudkannya, dan tentu tanpa restu dari Sang Pencipta penguasa alam semesta, penguasa waktu maka semuanya takkan ada artinya. With love to you my Little Star in this World aka Lintang Alit Pratiwi.

Ciputat, Juni 04, 2013, 20:09