Koleksi buku buku dari penyair dan sastrawan abad 17 hingga 20 semacam William Shakespear, Frederic Nietzche, Gogol, Tolstoy, Albert Camus, Ivan Turgenev dan lain lain melengkapi perpustakaan kecilnya di rak buku di samping koleksi lukisan lukisan penuh perasaan akan segala macam hal yang ada disekitarnya.
Ditaman itu, penuh akan bebungaan dan rupa warna seakan menjelma seperti peri peri cantik yang senantiasa menarikan kebahagiaan tanpa adanya gangguan keegoisan dari manusia yang hendak menguasai mereka. Disana pemuda itu menatap birunya langit, cerah dan nampak beberapa awan awan yang terbawa arus angin, "apa awan awan itu merasa senang berada diatas langit" bisik hati pemuda itu.
Tiba tiba pikiran pemuda yang penuh akan imajinasi membayangkan gumpalan awan besar yang tengah menutupi terik mentari membentuk sesosok wajah wanita, wajah wanita yang sedang tersenyum padanya, yah hanya padanya sosok wanita itu tersenyum padanya. Beberapa saat wajah pemuda memerah karena malu, dia teringat pada kisah kisah klasik abad romantisisme legendaris "Romeo dan Juliet", dan hatinya pun berkata
"jikalau ku terlahir menjadi Romeo siapa yang hendak menjadi Juliet? seorang wanita dari keluarga yang jauh berbeda dariku yang penuh dengan kesederhanaan, akankah ada yang mau?"
Wajah murung pun mulai merambat membuat pemuda tak percaya diri tuk melanjutkan imajinasinya, hanya balpoin dan kertas putih dengan beberapa baris kata kata tentang hatinya yang mulai merasakan kesepian.
"yah, aku kesepian dan hendak mendapatkan kekasih yang dapat kujadikan tempat saling bertukar cinta dan kasih sayang... dan tentunya kutahu jikalau kawan mampu memberikan cinta dan kasih sayang, namun yang kuinginkan saat ini kekasih..." jerit hati sang pemuda yang tengah dirundung rasa yang tak percaya diri.
Tiba tiba ada suara entah dari mana datangnya, seakan terbawa oleh angin timur yang tengah berhembus menyapa daun telinga pemuda, mengatakan "cinta itu akan datang disaat kamu tak memikirkan akan mendapatkan cinta..."
Kembali wajah murung si pemuda tambah menjadi jadi, dia pun berteriak "bagaimana bisa kudapatkan cinta jikalau ku hanya menyendiri tanpa mencari!", dia teringat pada pepatah klasik "cinta akan datang disaat kamu mencari, namun kali ini angin timur itu membisikkan hal yang jauh berbeda cinta akan datang disaat kamu tak memikirkannya.
"ah sudahlah..." sedikit mengeluh pemuda itu berkata "biarkan saja semuanya di jawab oleh waktu dan angin..."
Mentari mulai tenggelam, dan rembulan bersiap datang berselimut malam, pemuda masih nampak murung tak tahu hendak berbuat apa untuk mendapatkan cinta, haruskah tak dipikirkan dan datang sendiri, ataukah mencari di setiap hati.
(to be continued)
(Jogja, 20 Feb 2010)