Jadi sederhananya begitu, hidup lebih mudah jika dihadapi dengan mata tertutup dan buang otak jauh-jauh ke tempat sampah. Bahkan untuk berbicara dengan anjing musti meniru gaya dan cara berbicara anjing, untuk menghadapi bajingan musti berbicara dan bertindak layaknya bajingan, menjadi bunglon atau pun amfibi, beradaptasi dan lambat laun menjadi ahli, itupun jika ditekuni dan tidak malas.
Sebutlah pragmatis, oportunis atau mungkin jadi apatis sekalian, biar otak tak terlalu banyak pikiran, biar hati tak terlalu banyak menampung beban, maklum katanya otak itu sumber semua penyakit yang menyerang tubuh.
Jadi katanya hidup itu pilihan, memilih baik atau buruk, bahkan tidak memilih pun termasuk pilihan, menjadi bijak maka akan menjadi minoritas yang terkucilkan.
20|02|2017 07:49
Monday, February 20, 2017
Friday, January 06, 2017
Karena
Hanya karena kau tidak tahu,
Bukan berarti itu salah,
Hanya karena kau tahu sedikit,
Belum berarti itu benar,
Kadang hanya karena cara pandang berbeda,
Berbeda karena ilmu yang diserap hanya setengah,
Digali dan ditelusuri lebih dalam biar tahu,
Kalau baik untuk sesama itu benar,
Dan buruk untuk sesama itu salah,
Setidaknya setiap hal pasti ada alasannya,
Mengapa, apa, bagaimana, siapa, dan dimana...
06|01|2016 11:34
Bukan berarti itu salah,
Hanya karena kau tahu sedikit,
Belum berarti itu benar,
Kadang hanya karena cara pandang berbeda,
Berbeda karena ilmu yang diserap hanya setengah,
Digali dan ditelusuri lebih dalam biar tahu,
Kalau baik untuk sesama itu benar,
Dan buruk untuk sesama itu salah,
Setidaknya setiap hal pasti ada alasannya,
Mengapa, apa, bagaimana, siapa, dan dimana...
06|01|2016 11:34
Subscribe to:
Posts (Atom)