Ini dia lucunya negeriku, punya 5 pulau besar dan sekitar 27.000 pulau kecil bertebaran dari barat hingga ke timur, sekitar 300 lebih budaya menghiasi keanekaragaman negeri ini, ada 150 gunung berapi aktif yang siap menyuburkan negeri kapan saja mereka mau. Namun selain pemimpinnya yang bodoh, jajaran mentri dan pejabat negeri pun saling membantu memperkaya diri sendiri lewat tingkah korup dan sok keraja-rajaan. Semua siaran televisi hanya menyiarkan seputar satu pulau saja, mau itu tetek bengek politik lah, budaya lah, ribuan artis goblok lah, macet dan harga sembako lah, dan lain lain blablabla. Padahal ini negeri punya kurang lebih 27.000 pulau, pemimpinnya pun berganti-gantian berasal dari satu pulau itu saja, dari pulau lain seolah dipersulit untuk sesekali berunjuk gigi. Bahasa negeriku pun diambil dari satu serapan saja, serapan pulau itu saja tentunya, bahasa kan penyambung budaya satu dan lainnya, ingat ada 300 lebih budaya berbeda.
Aduh negeriku yang tercinta, kerap kau pertanyakan tentang nasionalisme pada rakyatmu, nasionalisme omong kosong, di negeri ini takkan mungkin ada nasionalisme. Mungkin bakal ada sikap nasionalisme kalau negeri ini dipecah saja, tiap pulau merdeka dan keluar dari kekangan satu pulau yang berkuasa. Mungkin bakal ada sikap nasionalisme kalau kurikulum yang dipaksa untuk diserap dari ujung barat hingga ujung timur dihilangkan dan diganti dengan kurikulum yang sepenuhnya membahas seputar pulau-pulau mereka saja. Mungkin yah mungkin.
Undang-undang dan hukum negeri ini warisan barat, dimana barat tak jelas budaya mereka berasal dari mana, dimana barat dari jaman dahulu senangnya menjajah, dimana barat yah kebarat-baratan. Jadi terlalu banyak pertanyaan seputar barat yang tak jelas yang perlu dinalar dicari tahu jawabannya. Apa susah membuat undang-undang dan hukum sendiri? Apa masih kurang sarjana dan orang pintar negeri ini yang bisa bersatu membuat negeri ini berkembang dan menghindar dari kebobrokan pemimpin dan kebodohan yang merajalela?
Ah negeriku...
Samping tempat sampah, 16 Oktober 2016, 11:28
2 comments:
Sebelum undang-undang dan hukum warisan barat mengangkangi Nusantara, sebenarnya kita sudah punya pasal hukum yang tegas, Gutaramanawa Dharmasastra dari Majapahit yang memuat 272 pasal yang menyangkut bahasan 19 bidang, termasuk kriminal, perempuan, dll. Sebelum itu ada Purwadigama Dharmasastra dari masa Singosari. Sebelum itu pun ada kitab hukum dari masa Kalingga (648 M), saat di Eropa belum ada hukum.
(EAN dalam Banawa Sekar)
Jumpa lagi Bung :)
Bung Fiz, nama Negeri Indonesia itu mencakup dari Sabang sampai ke Merauke, sedangkan Nusantara atau Singosari itu cuma mencakup Pulau Jawa saja, tidak pernah dan tidak ada peninggalan Hindu, Singosari, atau kerajaan Majapahit berupa candi di Sulawesi atau Sumatera atau Kalimantan, itu bukti nyata kalau memang Majapahit/Nusantara dan Singosari cuma berkuasa di Jawa saja, cuma Jawa saja, sementara berapa pulau yg ada di Indonesia? Selama ini pemimpinnya orang Jawa lagi dan lagi, dan apa perkembangan yg ada di pulau lain? Tidak ada, karna orang Jawa yg memimpin makanya perkembangan ya cuma di Jawa saja, pulau lain terlupakan. Semua sejarah yg tertulis bullshit.Indonesia bukan cuma Jawa saja bro.
Post a Comment