Dia datang membawa angin,
mengukir bisu di sekitar,
Menggiring mata nanar benar memandang,
Tak ada kebohongan,
Hanya kata saja yang sukar untuk terucap,
Kepada semua, pohon, daun, dan aku.
Dia berkata hanya datang sesaat,
Tak selamanya dia akan disini,
Dia akan pergi lagi, kesana kemari, dan nanti mungkin akan datang lagi.
Aku ingin dia ada, sesaat,
Walau nanti akan pergi lagi,
Biarlah, aku tahu semua hal bahkan nafas pun akan pergi juga nanti,
Dia hujan, nanti akan redah,
Gerimis petanda malu,
Deras semangat yg tak tampak,
Angin membawanya kemana-mana,
Guntur dan kilat melindunginya,
Aku tahu nanti pun akan redah juga.
Seperti satu nama pergi,
Nama yang lain bermunculan,
Satu senyuman pergi,
Senyuman lain berdatangan,
Tapi semua akan pergi lagi nanti,
Jadi apa lagi yang musti disesali kalau semua tak ada yang tinggal disini.
Disini di ruang kata-kata dan sajak,
Berdinding raut wajah murung yang selalu tersenyum,
Tempat dia kemarin datang saat hujan redah,
Dan pergi lagi ketika matahari belum tersenyum.
Jogja, 12 Nov 2013, 12:22
No comments:
Post a Comment