Hujan mulai turun, mengiring sore hari menuju malam. Sekeliling
yang sedari siang tadi sudah mulai tampak ke abu-abuan, kini mulai gelap
ditemani hujan yang perlahan tapi pasti membasahi tanah dan sekitarnya. Ada dia
disini, tepatnya tak benar-benar disini, iya mirip antara imaji dan nyata yang
tak tahu yang mana yang benar-benar ada. Entah ini hanya sekedar fantasi atau
pun sekedar fatamorgana kesendirian yang tetiba meracuni. Entahlah. Rokok lintingan
yang tadinya ada beberapa batang, kini sudah berada di linting terakhir, bukan
berarti sehabis ini cerita pun berakhir, atau malah jadi cerita baru akan
segera di buka.
Tiba-tiba dia bertanya
“apakah aku bisa mencium bau hujan itu sewaktu rembesannya
masuk ke tanah yang kering?”
“Iya jawabku, tapi aku tak dapat menjelaskan bau apa yang
tercium itu, aku hanya dapat menciumnya saja dan itu cukup membuat perasaanku merasa
senang, entah bau apa pun itu namanya”
Oktober 30, 2913, Yogyakarta, 16:37