Akulah si bangsat itu,
Dengan botol gepeng ditangan kanan,
Melangkah gontai penuh tawa,
Bernyanyi penuh penghayatan,
Walau caci dan tatap sindiran mereka layangkan,
Ribuan cibir tentang kegilaan,
Atau apapun namanya...
Akulah monyet itu,
Kadang menjadi badut pencerita,
Kadang menjadi pendongeng absurd,
Kadang malah hanya diam tak melakukan apa-apa,
Hanya menatap denting jarum jam,
Mematung dalam keramaian,
Kata mereka aku penyihir dari selatan...
Tapi nanti jika waktuku sudah tiba,
Aku yakin mereka datang hendak menjabat tangan,
Meyakinkan lewat basa-basi kalau mereka kawan,
Ah apalah,
Aku pun hanya diam,
Mematung dengan tatapan tanpa hasrat,
Hingga nanti mereka pun masih berkata gila,
Aku hanya binatang jalang...
Jogja, 18 Oktober 2013, 21:49