"Jangan pernah mempercayai orang yang mengatakan bahwa dirinya adalah orang biasa biasa saja..." Scott Fitzgerald
Adam dan Hawa di ciptakan ke bumi kurang lebih 14.000 tahun yang lalu sebagai seorang berTuhan pertama, entahlah, begitu banyak versi cerita tentang Adam dan Hawa, ada yang mengatakan bahwa mereka berdua adalah manusia pertama di bumi namun begitu banyak halangan untuk mengiyakannya, salah satunya adalah peradaban manusia yang jauh sudah ada semenjak sebelum Adam ada. Dan yang lainnya adalah mengenai ras kulit manusia di bumi, mana mungkin dan sangat tidak logis jika Adam itu berkulit putih lantas bagaimana dengan ras kulit kuning di Indonesia dan sekitarnya, ras kulit hitam Afrika, ras kulit merah di Indian, dan lain sebagainya. Sangat tidak mungkin jika dikatakan bahwa karena suhu di Afrika itu panas makanya orang orang disana hitam, mustahil. Di Indonesia saja, yang letak pulau pulaunya tepat dibawah garis khatulistiwa, dimana berarti tepat jatuh di bawah sinar matahari, persis sama dengan Afrika, namun mengapa warna kulitnya berbeda? Selain itu banyak lagi alasan yang mengatakan bahwa memang Adam dan Hawa bukan manusia pertama yang diciptakan, melainkan Adam dan Hawa adalah manusia ber-Tuhan pertama yang diciptakan. Pada zaman itu, manusia sibuk ber-Tuhan-kan patung patung yang mereka buat seenaknya sendiri, meminta minta pada pohon besar atau pun pada gunung dan lain sebagainya, mungkin Tuhan merasa kasihan pada mereka, karena Tuhan pun tahu jika pohon dan gunung dan lain sebagainya pun meminta padanNya.
Ini bukanlah cerita besar mengenai warna kulit manusia atau pun tentang penciptaan manusia, tapi hanya cerita sepele mengenai manusia itu sendiri, dimana manusia memiliki dua hal penting yang layak dipertanyakan kegunaannya, yaitu pikiran dan perasaan. Pikiran manusia tak ada batas untuk di isi dengan apa pun, begitu pun dengan perasaan tak ada batasan untuk merasakan segala macam hal, merasakan desir angin yang menggelitik dari ujung rambut hingga ujung jari kaki, sampai manusia pun mampu merasakan rasa sakit yang diderita oleh seekor burung yang salah satu sayapnya patah. Manusia dengan manusia lainnya justru berkebalikan, memikirkan dan kemudian melakukan segala macam hal untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, maka lahirlah politik, ilmu yang terlalu sering disalah gunakan oleh orang orang yang menganggap dirinya pintar. Manusia dengan manusia lainnya dalam hal merasakan pun kini hanya tinggal cerita lama, kini manusia merasa enggan untuk saling memberi hanya karena slogan 'memberikan uang tidak berarti membantu', padahal perasaan manusia siapa yang tak akan merasa senang jika dibantu? Jangan pernah sungkan untuk membantu, karena dahulu kala guru guru pun berprinsip seperti itu, tapi sekarang mungkin sudah jarang yang ada, yaitu 'guru sebagai seorang yang tanpa tanda jasa' yang berarti memberikan ilmu tanpa sungkan sungkan.
Apakah memang benar kalau ternyata tak ada manusia yang berbeda? Jika ada orang yang melebihkan diri maka mereka adalah orang yang sombong itu benar, sedangkan jika ada orang yang merendahkan diri maka mereka itu orang yang sombong paling parah. Mengapa? Karena memang tak mungkin Tuhan menciptakan manusia itu berbeda, Tuhan lebih tahu sifat dasar manusia yang penuh dengan rasa cemburu, Tuhan tak ingin ada yang membuat manusia satu dengan lainnya saling membunuh hanya karena ada perbedaan diantara mereka.
Siapakah manusia yang merasa berbeda di dunia ini? Apa manusia itu takkan merasakan sakit apabila di cubit? Apa manusia itu takkan tertawa jika di gelitik? Apa takkan berdarah apabila ditusuk dengan pedang, tak makan makanan dan minuman yang sama, tak merasa haus dan lapar, dan lain sebagainya? Tidak mungkin ada yang berbeda dari manusia satu dengan manusia lainnya, mungkin ada sedikit hal yang membuat satu manusia dengan manusia lainnya tampak berbeda seperti agama, budaya, ras, fisik, ekonomi, dan lain sebagainya, tapi itu bukanlah alasan tepat untuk mengatakan bahwa tiap manusia itu berbeda, tiap manusia itu sama saja, dan tugas utama manusia.
Agama lebih bersifat personal, itu hubungan satu manusia pada Tuhannya, ingat satu manusia pada Tuhannya, dan tempat beribadahnya pun tak berbeda; ada mesjid, gereja, vihara, sinagog, dan lain lain, apalah arti sebuah nama jika gunanya sama. Sedangkan budaya adalah hasil karya manusia dalam sebuah komunitas atau kumpulan manusia yang memutuskan untuk hidup bersama, membantu satu sama lain, dan membuat peraturan hidup untuk mereka bersama, hingga lahirlah budaya lewat tutur kata dalam bahasa, adat istiadat, pakaian adat, rumah dan lain sebagainya, dan semua kebudayaan di bumi ini sama saja tujuannya yakni untuk membuat semua manusia yang ada disana bisa merasa nyaman dan bahagia, hanya berbeda nama, dan lagi lagi apalah arti sebuah nama jika tujuannya sama. Ras atau warna kulit adalah misteri Tuhan, entah apa tujuan Tuhan dibalik warna kulit, tapi yang jelas warna kulit memberikan manusia sebuah pelajaran penting yakni jangan sekali kali memandang berbeda seseorang hanya karena warna kulit saja, atau labih tepatnya jangan pernah memandang segala sesuatu dari luarnya, warna kulit memang berbeda, tapi pikiran dan perasaan tiap manusia itu sama. Fisik, masih mirip dengan ras, ada orang pendek dan tinggi, jelek dan cantik, hitam dan putih, dan lain sebagainya, tapi itu membuat manusia akan tampak berbeda? Memang benar, tapi apa akan tidak dikatakan sebagai manusia jika ada dua orang dimana satu cantik dan satunya jelek duduk berdua? Tetap saja tak ada perbedaan, masalahnya hanya satu untuk fisik ini yakni 'inner beauty' yakni perpaduan antara pikiran dan perasaan yang digabung dalam sebuah tindakan, membuat tiap manusia yang melakukan hal seperti ini takkan dipandang dari fisiknya, dan ini membuat mereka tampak seperti manusia yang sangat manusia, maksud saya mampu menggunakan dengan baik guna pikiran dan perasaan, dan memang seperti itulah gunanya. Sedangkan yang terakhir, ekonomi, satu hal yang sarat dengan kesombongan dan kebohongan, padahal tiap manusia bisa mencarinya, dan juga apa gunanya menyombongkan ekonomi lewat pakaian dan gaya hidup? Jawabannya tidak ada selain kebodohan, bodoh karena ingin dianggap berbeda dan patut dibedakan, bodoh karena tak tahu jika tiap manusia bisa berlagak seperti dia, bodoh karena menyembunyikan pikiran dan perasaan yang ada pada dirinya, menyembunyikan pikiran lewat kebodohan bergaya hidup dan menyembunyikan perasaan karena hendak menyakiti perasaan orang lain lewat gaya hidup, padahal semua manusia sama, ada pikiran dan perasaan.
Tugas utama manusia ada di bumi ini adalah untuk menjadi manusia seutuhnya, ini kata Max Havelaar aka Multatuli aka Edward Douwes Dekker. Dan tambahan dari saya menjadi manusia seutuhnya yang tahu menggunakan pikiran untuk berpikir dan perasaan untuk merasa.
Hidup ini mudah semudah mencengkram gemas kapas, dan pula susah seperti coba menghancurkan batu karang dengan kepalan tangan...
Kamar Kos di pagi hari, Rabu /07 Maret 2012 / 09:35 am
No comments:
Post a Comment