Asalamulekum...
Senin, Rabu, Jumat tepatnya hari dimana kursus bahasa Prancis yang baru mulai seminggu lalu. Perasaan deg degan karna bahasa ini bahasa yang membuatku selalu merasa mendapatkan “dejavu” akan tempat tempat indah yang selalu dengan rajinnya mengiang di mimpi mimpiku dikala shubuh hari mataku baru mau diajak tuk terpejam. Walaupun tidur shubuhku hanya bertahan beberapa jam dikarenakan memang gw ini disamping mengidap penyakit susah tidur dikala jelang malam “insomnia” ditambah dengan penyakit susah tidur yang awalnya hanya malas ngebuang waktu berjalan begitu saja tanpa adanya suatu karya yang masih bisa dihasilkan tangan kananku diatas kertas putih menuntut ambisi tuk menjadi seorang seniman (persetan kata orang orang) yang jelas “disamping ragaku mampu bergaya juga otak bergabung dengan rasa selalu bersemangat menghasilkan sebuah karya”, ataupun juga kadang kala diatas keyboard menulis sesuatu serupa cerita tak jelas dan kadang membuat pikiran pembaca “ngehe” dan tak lupa mataku dengan sendiri selalu ketagihan oleh “candu” baca novel, lidahku yang selalu keasikan mencerna pahit dari kopi hitam dengan kepulan asap yang membuat imajinasiku melayang kemana mana.
Liburan akhir mid semester pun berlalu, selama tiga minggu serasa baru tiga hari yang lalu. Padahal kalo sementara kuliah yang hanya 3 sks persemester dan normalnya cuman tiga bulan kali dua lamanya, serasa 3 tahun berjalan hingga ujian pun menjelang. Dan kali ini kumencoba sesuatu baru dalam perjalanan hidupku di Jogja didalam dunia “bahasa membahasa” (kata yang belum ada dikamus bahasa Indonesia). Setelah dua level di bahasa Jepang yang mungkin cuma bisa sekedar berbasa basi doang, ditambah bahasa Mandarin yang semester ini memasuki level 3, bahasa Arab yang sedari SMA di ehmmm “pondok” dahulu sudah membasi di otakku dikarenakan jarang dilatih, namun untuk bahasa dunia yaitu bahasa Inggris ehmmm ‘boleh dicoba’, sekarang eh sekarang sudah melenceng ke bahasa penjajah kelas “teri” yaitu bahasa France.
Salah satu alasan mengapa kupilih untuk kursus bahasa Prancis adalah “kuingin tinggal disana kelak, menghabisi sisa hidupku dijalan yang benar menurutku ini” (Bless me God).
Hari pertama kemarin dimulai kala tapak pertama kakiku memasuki kelas disambut dengan ucapan “Bonsoir” dibaca “Bongsoa”, lalu kujawab dengan pertanyaan yang sama sambil melemparkan senyum malu karna tak tahu udah benar blom pengucapannya pada seorang “tutor” yang bernama Monsieur Lesmana.
Suasana dalam kelas keknya sama aja seperti kelas kelas bahasa pada umumnya, yaitu ada yang satu yang mengajar dan yang lainnya mendengarkan sambil nulis nulis kalo perlu… (hehehe pembahasan yang sangat sangat basi).
Hari jumat kemarin adalah hari kedua dari tiga kali kelas mulai, artinya gw telat sekali waktu pertama kali masuk waktu hari senin dikarenakan lupa+kejamnya langit yang tak mau henti menangis memaksaku terpaku duduk bengong dikantin kampus dari jam 1 siang sampai jam 5 sore. Hmmmm tapi betapa gobloknya diriku sekiranya lentang waktu selama itu tak kuhabiskan membaca novel, dan dengan suksesnya kuhabiskan novel dari Dewi Lestari berjudul “Rectoverso” waktu itu. Yah itung itung kagak masuk kelas Prancis jam 4an diganti jadwal baca novel.
Huh, capek juga neh nungguin ujan kagak berenti berenti.
Hingga jam setengah 6 sore baru kuberanjak dari kantin kampus menuju ke kosan.
Ohiya…
Dikelas kursus Prancis di LIP (lembaga Indonesia Prancis) di daerah Sagan dekat UGM ini yang gw baru masuk 2 kali sudah bisa memperkenalkan diri loh? Hehehe…
Bonsoir… Je m’apple Armstrong, je suis etudiant, je habite wirobarajan…
Cuman dikit ding…
Ada juga si cewek yang namanya "Kania" (huhuyyy)… hehehe loh kok dia ada dalam cerita ini yah?
Soalnya neh cewe punya rambut yang ngingatin gw ama si “Amelie Paulani”… itu loh pilem drama Prancis yg lucu… omong omong neh cewe juga lucu klo lagi senyum ato ktawa… hohoho…
Udahan akh…
Walekumsalam...